Uncategorized
LBH PWI Sumsel Bakal Layangkan Surat Ke Herman Deru
PALEMBANG,the8news.com – Terkait insiden yang dilakukan pengawal pribadi (Walpri) Gubernur Sumsel H Herman Deru yang memberikan perlakuan kasar terhadap wartawan Detik.com Raja Aidil Siregar saat melakukan peliputan dalam acara PT Sampoerna di PTC Mall Palembang Sabtu (10/11), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PWI Sumsel bakal melayangkan surat somasi ke HD.
Hal ini diungkapkan Ketua LBH PWI Sumsel Mulyadi SH MH saat dimintai komentarnya oleh the8news.com terkait insiden yang melecehkan profesi jurnalistik tersebut Minggu (11/11). “Kita dari LBH PWI Sumsel akan melayangkan surat kepada HD selaku Gubernur Sumsel terkait masalah pelarangan dan intimidasi yang dilakukan oleh walpri orang pertama di Sumsel tersebut” tegas Mulyadi.
Menurut Mulyadi, dirinya sangat menyayangkan insiden tersebut terjadi, karena dalam menjalankan profesi jurnalistik, wartawan dilindungi oleh UU Nomor 40 Tahun 1999 yang mana bagi mereka yang menghalangi wartawan dalam menjalan tugasnya bisa dikenakan pidana.
“ Dalam UU Pokok Pers jelas diatur dalam pasal 18 yang berbunyi Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)” jelas Mulyadi.
Sementara, Raja Adil Siregar dalam surat terbuka sebelumnya menjelaskan Kronologis keributannya dengan staff pengawal pribadi Gubernur Sumsel di acara PT Sampoerna di PTC, Sabtu (10/11) kemarin, Saat itu Raja Adil hendak wawancara dengan Gubernur Herman Deru terkait UMKM di Sumsel. Karena kondisi yang sempit, dirinya sempat minta izin dengan walpri berpakaian safari hitam lengkap.
“Karena jarak saya dengan Gubernur jauh dan tidak bisa bertanya, saya bilang mau izin untuk kedepan. Saat itu saya ingin bertanya terkait UMKM, tapi perut saya selalu dihalangi dan tidak bisa maju ke depan. Padahal saat itu ada wartawan lain (Mba Dinda dll) di depan dan masih ada jarak untuk saya maju sedikit” ungkap Raja Adil.
Saat wawancara hampir selesai, saya coba maju dan menanyakan ulang terkait UMKM. Beberapa kali saya bertanya dengan gubernur. Namun tetap ditarik dari belakang saat wawancara. Selesai wawancara saya sempat bilang “Izin saya wartawan, saya dari media dan saya tahu kapasitas saya mas. Saya bisa jaga jarak kok, nggak mungkinlah saya dorong-dorong,” ujarnya.
“Entah apa yang terjadi, tiba-tiba seorang walpri menarik saya dan mendorong ke belakang. Saat itu ada Karo Protokol Pemprov, Pak Iwan menanyakan “Ada apa, ada apa,”.
Tetapi walpri berseragam safari lengkap datang beberapa orang dan menyorong saya keluar dari kerumunan. Untungnya saya saat itu tidak jatuh.
Saat akan mundur ke belakang, lagi-lagi walpri datang dan menyorong sambil melontarkan kalimat yang kalau tidak salah saya “Memanya kenapa kau ha?,” sambil mendorong kebelakang.
Saat itu suasana semakin panas setelah saya didorong dan saya masih berusaha menjelaskan. Tiba-tiba teman-teman media lain datang, saya sempat ditarik ke belakang. Tapi tetap saja beberapa walpri mengejar saya dan mengajak berkelahi. (ern)