Uncategorized
Sport Center dan Makam Tua Menjadi Lokasi Wisata Lokal
Muratara. The8news.com
Meskipun pembangunan Stadion Olah raga baru memasuki tahap 30 persen namun, sistem tata kelola Pembangunan untuk menghidupkan lokasi wisata lokal di rancang sedemikian rupa, bahkan jalan lingkar desa pun bertaut dengan jalan penghubung, setiap area yang akan di jadikan obyek penunjang, keberadaan stadion yang untuk saat ini adalah Stadion terbesar di Bumi Baselang Serundingan dan berdiri
Dengan Megahnya di atas Dataran tinggi.
Saat di konfirmasi Kepala Desa Batu Gajah Kecamatan Rupit,Habib Dimyanti Noor ,Sabtu(22/8) di lokasi pembangunan Stadion menyampaikan, ” untuk
Saat ini pembangunan fokus pada pembangunan Sport center/stadion Olah raga serta peninggian letak badan jalan, dititik jalan yang nantinya, jalan tersebut bisa
terarah ke tiga tempat Bangunan yang akan dijadikan tempat Rekreasi/wisata, diantaranya Makam Tua yang berumur Dua abad lebih kemudian persawahan rakyat yang berada di antara dua dataran rendah, bila sore hari ini akan menyajikan panorama senja di ujung dataran yang dipagari tanaman buah buahan.
Masih menurut kepala Desa , dari area persawahan nanti melintasi, satu tempat makam tua yang konon cerita itu adalah Makamnya Sultan Jalil dan keluarganya.
Dari situ juga sebagian asal muasal
Masyarakat desa Batu Gajah kecamatan Rupit kabupaten Musirawas Utara dan oleh
Masyarakat di namakan Keramat Tebing tinggi,karena tempatnya sedikit lebih tinggi di bandingkan beberapa makam yang lainya.
Tak sampai di sini saja lanjutnya, berjarak sekitar tiga puluh meter kearah barat jalan, akan
Melewati satu tempat kumpulan makam tua yang kedua bernama Keramat Hulu Balang.ini adalah makam pengawal Sultan dan
Keluarganya dengan Area lokasinya disebut Karang Gane.
Habib Dimyati berharap kepada pemerintah daerah maupun pihak Asing bisa membantu pembangunan ini sehingga nantinya bisa membantu pertumbuhan ekonomi rakyat, karna banyak sekali di sekeliling tempat ini lahan yang bisa dijadikan lahan pertanian, baik musiman,tahunan maupun horticultura.
“Serta tak kalah pentingnya bahwa bangsa yang Besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya tutup sang kepala
Desa dengan bahasa yang ramah.
(hnf)