Pali

Hasil Laboratorium Terbaru Menyebut Keterlibatan Air PAM dalam Kasus Keracunan Massal

# Plt Kepala Dinkes Pali Andre F W ;
Air yang Digunakan Dalam Pengolahan Makanan Bergizi Terbukti Tidak Layak Konsumsi

PALI, The8news.com – Kualitas air bersih di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali menjadi sorotan tajam. Hasil laboratorium terbaru yang menyebut keterlibatan air PAM dalam kasus keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar memicu keresahan luas di tengah masyarakat. Sejumlah warga mulai menyuarakan kekhawatiran, termasuk Ida, warga Kecamatan Talang Ubi.

“Kami sebagai pelanggan PDAM tidak lagi berani menggunakan air PAM untuk memasak, hanya sebatas mencuci dan mandi saja. Apalagi setelah ada hasil laboratorium yang menyatakan airnya mengandung bakteri. Kami khawatir dampaknya terhadap kesehatan keluarga,” ujarnya, Senin (19/5/2025).

Ida bersama warga lainnya meminta agar PDAM segera melakukan uji mutu secara terbuka terhadap air yang disalurkan ke rumah-rumah pelanggan. Menurut mereka, langkah ini penting sebagai bentuk transparansi dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Kekhawatiran serupa juga disuarakan oleh warga Kelurahan Handayani Mulya. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten PALI, khususnya Bupati Asgianto, untuk segera turun tangan dan mengawasi langsung kualitas air yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.

“Kami tidak ingin kejadian keracunan seperti kemarin terulang kembali. Harus ada jaminan bahwa air yang kami pakai benar-benar aman,” ujar seorang warga dengan nada prihatin.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan PALI, H. Andre Fajar Wijaya, menyampaikan hasil uji laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang. Air PAM dinyatakan tercemar oleh bakteri Escherichia coli (E-Coli) dan Total Coliform dua indikator kontaminasi serius yang tidak bisa diabaikan.

“Air yang digunakan dalam pengolahan makanan bergizi itu terbukti tidak layak konsumsi,” tegas Andre.

Temuan ini menempatkan PDAM Tirta PALI Anugerah di bawah tekanan publik. Masyarakat menuntut adanya tindakan konkret, bukan sekadar klarifikasi. Audit menyeluruh, transparansi hasil, dan jaminan kualitas air menjadi poin utama.

Jika tidak ditangani dengan serius, kontaminasi ini bisa jadi hanyalah puncak gunung es dari persoalan yang lebih besar. Yang pasti, warga PALI berhak mendapatkan air bersih, aman, dan layak konsumsi tanpa harus menunggu jatuhnya korban berikutnya.(Hln)

Related Articles

Back to top button