Musi BanyuasinNews

Brigadir Polisi Fathoni Ihsan Diberhentikan dari Kedinasan Polri

Muba, The8news.com – Seorang anggota bintara Polisi yang bertugas di resor Musi Banyuasin (Muba) berpangkat Brigadir polisi bernama Fathoni Ihsan, Diberhentikan dengan tidak hormat dari Kedinasan Polri. Pemberhentian personil Sat Sabhara polres Muba ini berdasarkan Kep kapolda Sumsel.

Upacara pemberhentian personil Sat Sabhara polres Muba tersebut dipimpin langsung Kapolres Muba AKBP Erlin tangjaya SH SIK bertempat dihalaman Mapolres Muba, Senin (12/4).

Dalam pidatonya Kapolres Muba AKBP Erlin Tangjaya SH Sik mengatakan, bahwa upacara ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab kita dalam melaksanakan tugas dan momentum untuk meningkatkan solidaritas intern dan sekaligus untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas dan memberikan motivasi bagi personel yang berprestasi dan memberikan panismen kepada anggota yang melakukan kesalahan.

Menruutnya, upacara seperti ini tentunya dapat terlaksana sesuai tahapan-tahapan yang telah dilalui sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ditinjau dari beberapa asas diantaranya yang pertama asas kepastian hukum yaitu terhadap personil Polri yang melakukan pelanggaran sehingga menjadi jelas statusnya.

“Asas manfaat yaitu pertimbangan seberapa besar manfaat bagi organisasi Polri yang dijatuhi hukuman dengan cara pemberhentian dengan tidak hormat, kemudian yang ke tiga asas keadilan yaitu memberikan reward kepada personil yang berprestasi dan memberikan panismen atau hukuman kepada personil yang terbukti melakukan pelanggaran baik itu disiplin maupun kode etik Polri. Keputusan ini tidak diambil dalam waktu singkat tetapi dilaksanakan melalui proses yang sangat panjang penuh pertimbangan,” kata dia.

Prosesi Pemecatan tetap dijalankan kendati personil yang di PTDH tidak hadir, Dengan menghadirkan foto yang dibawa oleh personil propam, langsung dihadapkan kepada kapolres muba yang bertindak sebagai pimpinan upacara dan langsung mengambil foto diletakkan dipersonil yang membawa baki, sebagai tanda proses pemecatan.

Kapolres mengungkapkan bahwa, rasa berat dan sedih untuk melakukan upacara itu, karena imbasnya bukan hanya kepada yang bersangkutan saja, tetapi juga kepada keluarga besarnya. “Namun untuk diketahui bahwa hal itu telah dilaksanakan melalui proses yang sangat panjang, penuh pertimbangan dan senantiasi berpedoman kepada koridor hukum yang berlaku,” ungkapnya.

Dikatakannya, bahwa personil tersebut telah melanggar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Pasal 14 Ayar 1 Huruf A Jo Pasal 21 ayat (3) huruf e Perkap Nomor 14 Tahun 2011.

“Prosesnya mulai dari pemanggilan dengan maksud yang bersangkutan bisa berubah lebih baik lagi dan disiplin dalam berdinas. Kemudian pemeriksaan oleh Siepropam, sidang kode etik Polri sampai akhirnya yang bersangkutan dipandang tidak layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri,” tegas Kapolres.

Ia berharap para personel Polres Muba dapat mengambil hikmah serta pelajaran dari PTDH ini, maka jadikan ini interopeksi diri dan cerminan agar menjadi pribadi yang baik dalam menjalankan tugas secara profesional dan melaksanakan tugas dengan baik serta bertanggung jawab sesuai peraturan yang berlaku. (wan/ril)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button