Musi BanyuasinNews

Pengguna Jalan Keluhkan Tumpukan Tanah dan Debu di jalan Betung-Sekayu

#Proyek Tambal Sulam Jalan Betung – Sekayu Terbengkalai

 

Muba, The8news.com – Sejumlah Pengguna Jalan Raya Betung – Sekayu keluhkan jalan berlubang dan tanah galian proyek pembangunan drainase/trotoar yang dikerjakan disepanjang jalan lintas Betung – Sekayu tepatnya di Desa Teluk Kijing III dan Desa Lais Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatra Selatan.

Pasalnya, tanah hasil galian pekerjaan yang belum diketahui secara pasti nilai kontraknya dan pemenang tendernya tersebut, diletakan disisi badan jalan raya, sehingga menyebabkan terganggunya kendaraan yang melintas.

Walu (58) warga Kecamatan Betung yang melintas jalan tersebut saat hendak menuju Sekayu, menyayangkan penanganan tanah galian yang dibuang dibadan jalan sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

“Sebaiknya tanah hasil galian tersebut langsung dibuang, jangan sampai menumpuk dulu apalagi diletakan dibahu jalan, ini kan membahayakan para pengendara,” keluhnya.

Senada juga dikatakan Eko (38) warga Sungai Lilin. Dirinya mengatakan semestinya pemegang proyek memperhatikan rasa kenyamanan masyarakat atau pengguna jalan. Dengan membuang atau menertibkan tanah galian ke tempat yang tidak mengganggu kepentingan umum.

Tanah galian yang ditumpuk di bahu jalan praktis membuat lebar jalan utama berkurang, hingga kendaraan roda empat harus berhati hati saat berlintasan.

Tidak hanya itu, dengan adanya tumpukan tanah yang berserakan ke tengah jalan serta kondisi musim hujan seperti saat ini membuat jalan makin licin.

“Selain sempit, jika hujan turun pengendara terutama roda dua ekstra hati-hati. Dikhawatirkan terpeleset,” Jelasnya.

Terpisa, Dedy salah satu warga dusun 6 desa Lais juga mengeluhkan banyak nya debu bertaburan akibat proyek jalan tidak kunjung selesai. Begitu juga jalan yang baru dilobang dan di perbaiki/di tambal ,sebagian sudah dimbal sulam mulai mengalami rusak dan berlobang kembali, bahkan terkesan terbengkalai. Mana lagi papan plang proteknya pun tidak ada, pt apa yang mengerjakannya tidak jelas.

” Setiap hari bila tidak hujan kami bergantian menyiram debu depan rumah ,kalau tidak rumah kami penuh dengan debuh ,jadi setiap hari dan malam kami mandi debu” ujarnya. (wan)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button