Uncategorized

Pengukuhan Guru Besar Unsri Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni M.Pd

Palembang ,The8news.com | Pengukuhan Guru Besar Unsri Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni M. Pd dalam jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini pada fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsri dengan judul “ICT Ramah Anak” Graha Kampus FKIP Unsri KM 5,5 Palembang. Selasa (31/5/2022).

Dihadiri Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Dr. H. Rosidin Hasan. MPDI, didampingi Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff MSCE. IPU. ASEAN. Eng. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumsel Henny Yulianti. S.IP. MM.

Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff. MSCE. IPU. ASEAN. Eng mengatakan, ibu Sri Sumarni adalah jurusan PAUD jadi Guru Besar nya dibidang pendidikan PAUD, yang beliau kaitkan dengan pengaruh ICT memang kemajuan tehnologi.

“Anak-anak itu harus dijaga, IT ini kita tau semua ada sisi positifnya ada juga yang negatifnya, beliau menyajikan tadi tentang bagaimana kita mendampingi anak-anak kita tidak dibelenggu,”terangnya.

“Kalau melarang anak ke internet itu tidak baik juga, karena perkembangan sekarang semuanya di tehnologi, yang terpenting adalah sekarang pemilahan mana yang boleh mana yang tidak boleh, jadi bagus juga kajian seperti ini kalau dikaji semua di sekolah anak-anak bisa maju dan sekolah terjaga,”bebernya.

Lanjut Anis menuturkan, kalau mau nanti Wall Class University kita sudah pernah sampaikan harus doktornya 80 persen 80 persen dokter dari semua dosen. Kemudian yang kedua dari seluruh dosen sepertiganya itu harus guru besar.

“Jadi kita punya dosen 1200 doktornya sudah 700 lebih, kalau persentase untuk dokter. Nah jadi kalau mau target 1200 sepertiganya berarti harus 400 jadi masih kurang 263 yang ada 300,” terangnya.

Kementerian sekarang sistemnya sudah cepat, kalau dulu kan lama dijalan, ada juga berkas hilang dijalan, sekarang semuanya pakai ID.

“Perguruan tinggi di Indonesia utama syaratnya untuk guru besar itu adalah komunikasi yang teputasi internasional jadi memang terasa berat, kalau negara tetangga Malaysia itu dapat Q1 belum tentu Profesor karena ada lagi penilaian kelayakan, jadi kalau dibandingkan dengan kita jauh lebih mudah,” pungkasnya. (Niken)

Related Articles

Back to top button