Harnojoyo Resmikan Lawang Borotan
PALEMBANG,the8news.com — Guna menghargai sejarah peninggalan kesultanan Palembang yang memerintah dari tahun 1550 sampai 1823, Walikota Palembang Resmikan Lawang Borotan (lawang buratan) sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah di Kota Palembang yang merupakan bagian dari bangunan Benteng Kuto Besak (BKB) yang dibangun tahun 1780 pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I.
Perlu diketahui, lawang borotan ini merupakan gerbang yang berada disebelah barat BKB yang berfungsi sebagai keluar masuknya Sultan Mahmud Badaruddin II jika menuju kekediaman Adipati tua di Muara Sungai Sekanak.
Walikota Palembang Harnojoyo menyampaikan Lawang Borotan ini merupakan sejarah dari peninggalan kesultanan Palembang yang perlu dihargai oleh masyarakat yang perlu dirawat.
“Ini patut kita hargai, patut kita banggakan, kita bersihkan, serta perlu dipublikasikan agar dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata di Kota Palembang serta sekaligus menjadi salah satu bukti bahwa kesultanan Palembang dahulu memang pernah ada,” ulasnya usai meresmikan lawang borotan di BKB yang dihadiri beberapa sejarawan dan keturunan keraton kesultanan Palembang. Jumat sore, (27/9)
Ia menambahkan, kedepan jika memungkinkan pihaknya akan mencoba merelokasikan lawang borotan ini karena lawang ini merupakan aset sejarah yang ada di Kota Palembang yang harus dijaga.
“Akan kita coba relokasikan, kita bicarakan, karena ini aset sejarah. Harus dijaga dan harus kita lestarikan, tidak hanya BKB, pasar 16 serta kantor Walikota ialah aset sejarah yang nanti akan dijadikan destinasi pariwisata, bahkan ini sudah masuk sebagai cagar budaya nasional,” katanya
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang mengatakan lawang borotan ini merupakan langkah awal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pariwisata untuk mewujudkan BKB sebagai tempat destinasi wisata di Kota Palembang.
“ini semua akan terwujud jika semua pihak dapat menerima seperti lawang borotan ini, kerjasama antara Pemkot Palembang dengan pihak asrama TNI, jika ini bisa menjadi destinasi wisata tentu yang diuntungkan adalah masyarakat sekitar, kan masyarakat bisa jualan suvenir, jualan kuliner, yang mengelola ini nanti mereka, bukan orang lain.” singkatnya (*)