Kementrian PUPR Akan Kucurkan 394 Miliar Untuk Restorasi Sungai Lambidaro
PALEMBANG,the8news.com – Rencana Restorasi Sungai Lambidaro dan Sungai Sekanak yang akan diajukan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang ke Pemerintah Pusat dalam hal ini ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menelan biaya 394 Milyar.
Demikian yang Walikota Palembang Harnojoyo usai mendengar paparan dari berbagai pihak terkait termasuk dari Konsultan PT Segoro Kidul Bandung yang memaparkan Detail Enginering Design (DED) dirumah dinas Walikota Palembang Jalan Tasik. Selasa, (1/10)
“Restorasi segera dimulai tahun ini juga, hasil DED nya dananya cukup besar mencapai Rp 394 miliar, pembiayaannya oleh Pemerintah Pusat. Tadi kita mendengarkan paparan, juga meminta masukan dari berbagai pihak terkait restorasi ini,” jelasnya
Ia menargetkan restorasi akan selesai pada tahun 2021 atau 2022. Setelah selesai maka akan dijadikan destinasi wisata sungai guna mewujudkan Palembang sebagai Venesia dari Timur.
“Restorasi ini akan menjadikan lingkungan sungai menjadi bersih, apalagi akan dibangun taman serta fasilitas lainnya. Fungsi restorasi ini untuk pengendalian banjir, transportasi dan juga destinasi wisata,” katanya
Biasanya tambahnya, selama ini rumah-rumah membelakangi sungai namun nanti setelah pembangunan ini maka rumah-rumah tersebut akan menghadap ke sungai. Kedepan ia berharap semua sungai di Palembang dapat direstorasi untuk dikembalikan fungsinya seperti Sungai Lambidaro dan Sungai Sekanak.
Sementara Kepala tim perencanaan Restorasi sungai Lambidaro dan Sungai Sekanak, Agung Setiono mengatakan ada perubahan perencanaan desain. Awalnya kedua sungai ini restorasinya secara terpisah tetapi terbaru menjadi satu.
“Konsep restorasinya adalah selain pengendali banjir juga akan menjadi sarana transportasi dan destinasi wisata. Palembang memiliki tiga Subsistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni Sungai Sekanak, Sungai Lambidaro dan Sungai Bendung,” ulasnya
Ia menjelaskan bahwa untuk Sungai Lambidaro mempunyai kolam atau rawa-rawa alami dikembalikan sebagai reservoir alami.
“Jadi agar saat kemarau air tidak kering maka kita akan memaksimalkan kolam retensi dan rawa alami untuk tampungan air. Untuk restorasi akan ada tiga tahap.” pungkasnya (*)