Nasionalserba serbi

Kematian Raya Sukabumi: Tipu-Tipu Data Statistik

Kematian Raya Sukabumi: Tipu-Tipu Data Statistik

Oleh: [dr. Zamir Alvi, SH, MH.kes/ Ketua IDI Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir]

Kematian tragis seorang balita bernama Raya di Sukabumi akibat gizi buruk dan keterlambatan penanganan medis menyita perhatian publik, walaupun menteri kesehatan menyatakan kematian Raya tersebut akibat infeksi berat atau sepsis. Perlu kita ketahui bahwa infeksi tersebut tersebut karena adanya dugaan penyakit TBC dan juga infeksi cacing gelang yang berakibat gizi buruk dan gizi buruk akan memperberat infeki biasa sehingga jatuhv ke infeksi berat atau sepsis dan berujung kematian.Namun lebih dari sekadar peristiwa duka, kematian ini membuka tabir persoalan kemiskinan yang berdampak pada kesehatan yang selama ini kerap tersembunyi di balik laporan-laporan resmi: manipulasi data statistik yang menyesatkan.

Dalam berbagai laporan pemerintah, angka kemiskinan disebut menurun, pelayanan kesehatan diklaim membaik, dan prevalensi gizi buruk terus ditekan. Sayangnya, kenyataan di lapangan justru memperlihatkan hal sebaliknya. Kasus Raya menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak terjangkau layanan dasar kesehatan dan gizi yang memadai, meski data resmi menyiratkan kondisi sudah terkendali.

Manipulasi atau “pemolesan” data bukan hal baru dalam praktik birokrasi. Tekanan untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan sering kali membuat data disesuaikan agar selaras dengan narasi positif. Alih-alih digunakan sebagai alat bantu untuk membuat kebijakan berbasis kebutuhan nyata, data malah menjadi alat pencitraan. Akibatnya, permasalahan yang seharusnya bisa dicegah, justru terus berulang karena tidak terlihat secara statistik.

Kita harus ingat, data bukan sekadar angka—ia adalah representasi dari kehidupan manusia. Satu angka dalam laporan bisa berarti satu nyawa di lapangan. Ketika data dimanipulasi, maka yang dikorbankan bukan hanya kebenaran, tapi juga potensi perubahan. Tanpa data yang jujur dan transparan, bagaimana mungkin kebijakan bisa tepat sasaran?

Kasus kematian Raya harus menjadi momentum refleksi bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemerintah harus berani mengevaluasi sistem pelaporan data yang ada, termasuk memberi ruang bagi pengawasan independen. Lembaga-lembaga riset dan media juga perlu lebih kritis dalam mengkaji dan memverifikasi data resmi yang diterima.

Lebih jauh, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi data. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana data dikumpulkan, disajikan, dan digunakan, publik dapat lebih aktif dalam mengawasi dan menuntut akuntabilitas dari penyelenggara negara.

Kematian Raya tidak boleh berlalu begitu saja. Ia adalah sinyal keras bahwa ada yang salah dalam cara kita membaca dan menyajikan kenyataan. Sudah saatnya kita berhenti menutupi masalah dengan angka-angka yang menenangkan. Sebaliknya, kita harus berani menatap kenyataan, meski pahit, agar tidak ada lagi nyawa yang hilang sia-sia karena kebohongan statistik.

Laporan Helen

Related Articles

Back to top button